PENINGKATAN LITERASI ANTI HOAX!! SARING SEBELUM SHARING
Layanan Mobil Perpustakaan Keliling di Sekolah Dasar sekaligus sosialisasi Anti Hoax
Hoax kini semakin menyebar luas di dunia maya, terutama melalui media sosial yang memudahkan penyebaran informasi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai opini di masyarakat dan sering kali mengakibatkan kebingungan serta kehebohan. Dalam beberapa kasus, hoax bahkan bisa menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, Layanan Perpustakaan Dispursip Kalteng saat ini juga dibekali dengan materi sosialisasi anti hoax, dan mengajak pengunjung mobil pusling bijak menggunakan media sosial, Kamis 23 Januari 2025
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “hoax” ditulis “hoaks” dan berarti informasi yang tidak benar. Kata ini adalah serapan dari bahasa asing dengan bentuk ejaan “hoaks” menggunakan “ks” di belakangnya. Dalam KBBI, hoaks bisa digunakan sebagai kata sifat atau kata benda. Sebagai contoh, kita bisa mengatakan “berita hoaks” atau hanya “hoaks” untuk berita yang tidak benar.
Hoax adalah informasi bohong yang dirancang agar terlihat seperti kenyataan. Biasanya, hoax dikemas dalam berbagai bentuk seperti: (1) narasi atau berita yang berlebihan; (2) foto atau gambar yang direkayasa dan tidak relevan; dan (3) video yang dimanipulasi untuk memperkuat informasi palsu.
Dari mana hoax berasal?
Hoax diyakini berawal dari kata ‘hocus’ dalam frasa ‘hocus pocus’, yang sering diucapkan oleh pesulap, mirip dengan istilah ‘sim salabim’. Salah satu hoax terkenal adalah kabar mengenai ancaman asteroid yang konon akan menghantam bumi dan menyebabkan kiamat, yang kemudian dibantah oleh NASA pada tahun 2015.
Mengapa hoax dibuat dan apa tujuannya?
Hoax sering dibuat untuk mencapai tujuan tertentu dan meraih keuntungan. Informasi palsu cenderung lebih cepat menyebar dan viral, yang mendatangkan trafik tinggi ke situs penyebar hoax dan menghasilkan pendapatan bagi pemilik situs. Hoax juga sering digunakan untuk menyebar fitnah, mencemarkan nama baik, menciptakan kepanikan, atau merusak reputasi individu atau kelompok tertentu.
Bagaimana Hoax menyebar? Hoax dapat menyebar melalui media sosial, pesan teks, email, atau platform online lainnya.
Apa bahaya dan dampak hoax?
Hoax dapat menyebabkan keributan, keresahan, perselisihan, dan ujaran kebencian. Selama pandemi COVID-19, misalnya, beredar hoax bahwa alkohol dapat menyembuhkan COVID-19. Hoax bisa merusak kesehatan mental dengan menimbulkan kecemasan, kepanikan, dan gangguan emosional. Jika dibiarkan, hoax dapat membentuk pola pikir masyarakat yang mudah percaya pada informasi palsu tanpa verifikasi.
Sosialisasi melalui layanan mobi layanan perpustakaan keliling ini terkait gerakan anti hoax telah dilakukan secara online melalui media sosial maupun offline. Sosialisasi secara offline diselenggarakan melalui kegiatan Pusling Goes to School. Kegiatan ini adalah salah satu upaya pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya peserta didik SD sekaligus sebagai ajang untuk lebih “mendekatkan” Layanan Pusling dalam berinteraksi dengan peserta didik. Salah satu pesan yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah menjaga diri dari penyebaran HOAX.(Foto dan Text : AM )
Leave Your Comments