Hasil Lomba Karya Tulis Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Tengah Tahun 2023
Diterbitkan pertama kali oleh:
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah
Jl. Ade Irma Suryani No. 11, Palangka Raya
Tlp. (0536) 3227726 – Fax. (0536) 3221575
Cetakan Pertama, Agustus 2024
Penulis/Penutur : Stefany Theresia P. Nayar, Benjamin Putra Nazareta, Nurizati Salzabilla, Debora Natalia Putri, Novita Aldania, Michael Cristian.
Penanggung Jawab : Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah
Editor : Rody Sangen, Empas M. Ontong, Febrina Natalia, Karlina Batik Kamoek Janu
Penerjemah : Febrina Natalia
Desain Sampul : Empas M. Ontong, Febrina Natalia, Aldria Adriano
Ilustrator : Aldria Adriano
Sinopsis :
“KESAH SARAN TANA: KUMPULAN CERITA RAKYAT KALIMANTAN TENGAH”
Buku “Kesah Saran Tana: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Tengah” memuat 6 (enam) cerita rakyat Kalimantan Tengah yang berhasil meraih Juara I hingga Juara Haparan III pada Lomba Karya Tulis Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Tingkat Pelajar SMA/SMK/MAN Se-Kota Palangka Raya yang diselenggarakan tahun 2023 oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah. Penulis cerita rakyat pada buku ini adalah Stefany Theresia P. Nayar (Rajaki Kelep), Benjamin Putra Nazareta (Wadian Dadas), Nurizati Salzabilla (Nyai Balau), Debora Natalia Putri (Mangkikit), Novita Aldania (Legenda Pulau Mintin: Pangeran Kembar Penjaga Sungai), dan Michael Christian (Asal Mula Sumber Garam Sepang).
Kumpulan cerita rakyat ini selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris mengingat saratnya muatan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Kalimantan Tengah yang seyogianya harus diperkenalkan secara luas kepada masyarakat internasional sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa.
Cerita fabel dengan judul “Rajaki Kelep” yang ditulis oleh Stefany Theresia P. Nayar (Juara I) bercerita tentang hubungan pertemanan antara bakei (monyet) dan kelep (kura-kura) yang memiliki karakter dan sifat yang sangat berbeda. Bakei memiliki sifat yang angkuh sementara kelep memiliki sifat yang baik dan tulus. Pesan moral cerita ini mengajarkan agar tidak meremehkan orang yang terlihat lemah karena kita tidak tahu kapan memerlukan pertolongannya.
Cerita rakyat dengan judul “Wadian Dadas” yang ditulis oleh Benjamin Putra Nazareta (Juara II) menceritakan tentang seorang wanita bernama Diang Dara Sangkuai Ulu yang memperjuangkan kesetaraan wanita dalam keterampilan menarikan Wadian Dadas sebagai sebuah ritual penyembuhan di kalangan masyarakat Kalimantan Tengah. Pesan moral yang disampaikan dari cerita ini adalah kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam bekerja dan berkarya dengan tetap saling menghargai perbedaan dan keragaman.
Nurizati Salzabilla (Juara III) menuliskan cerita rakyat dengan judul “Nyai Balau” yang menceritakan kisah perjuangan gigih Nyai Balau membalaskan dendam kematian anak semata wayangnya terhadap Antang. Antang yang jahat dan sombong berhasil dikalahkan dan tewas di tangan Nyai Balau. Kisah ini mengajarkan agar sebagai manusia kita senantiasa rendah hati dan tidak mengusik ketenangan serta kebahagiaan orang lain.
“Mangkikit” adalah judul cerita rakyat yang ditulis oleh Debora Natalia Putri (Juara Harapan I) yang menceritakan tentang pertarungan berdarah seorang laki-laki bernama Mangkikit dengan Raja Tangudau. Pertarungan ini terjadi karena Raja Tangudau menculik dan ingin memperistri Nyai Endas yang merupakan istri Mangkikit. Hal ini membuat Mangkikit murka dan menyerang kerajaan gaib Raja Tangudau yang berada di bawah Sungai Katingan. Pertarungan dimenangkan oleh Mangkikit dengan tewasnya Raja Tangudau.
Cerita dengan judul “Legenda Pulau Mintin: Pangeran Kembar Penjaga Sungai” ditulis oleh Novita Aldania (Juara Harapan II) mengisahkan tentang dua orang pangeran kembar yang akhirnya dikutuk Sang Raja yang merupakan ayah mereka sendiri akibat kecerobohan dan kekacauan yang mereka lakukan sehingga menewaskan banyak orang di kerajaan mereka. Abhaya dikutuk menjadi seekor buaya yang tinggal dan menjaga Sungai Kahayan sementara Draco dikutuk menjadi seekor naga yang menjaga Sungai Kapuas.
Michael Christian (Juara Harapan III) menulis cerita rakyat dengan judul “Asal Mula Sumber Garam Sepang”. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang berhasil mempersunting seorang wanita cantik bernama Tumbai karena ia berhasil mengubah sumber mata air tawar menjadi sumber mata air asin sebagai satu-satunya syarat yang diberikan Tumbai untuk menikahinya. Konon katanya, hingga kini masyarakat Kahayan Hulu menganggap cerita ini benar-benar pernah terjadi karena sebagian air Sungai Kahayan terasa asin. (Febrina/Renny)
Leave Your Comments